🌨️ Pembagian Desimal Dengan Bilangan Bulat

Pembagian 48 Buku guru Matematika 6 untuk sD/MI kelas VI. F. sumber dan Media Pembelajaran. Untuk memaksimalkan pembelajaran, guru sebaiknya mempersiapkan sumber dan media pembelajaran, sebagai berikut. 1. Garis bilangan yang merepresentasikan bilangan bulat positif, nol, dan. negatif. Dalammatematika terdapat banyak jenis bilangan, salah satunya yaitu bilangan desimal. Contoh soal tentang bilangan desimal biasanya sudah ada di materi pelajaran Matematika untuk anak usia Sekolah Dasar (SD), seperti yang bisa kamu temukan di Ringkasan Materi dan Soal Matematika Kelas 4 SD/MI, Candra Himawan, 2017. Videokali membahas mengenai pembagian bilangan bulat dan urutan operasi#pembagian_bilangan_bulat. Berlawanan dengan bilangan bulat adalah bilangan riil yang mempunyai titik desimal, seperti 8.0, 34.25, 0.02. Sifat Pembagian pada Bilangan Bulat • Misalkan a dan b adalah dua buah bilangan bulat dengan syarat a 0. Kita menyatakan bahwa a habis membagi b (a divides b) jika terdapat bilangan bulat c sedemikian sehingga b = ac. Jikaa dan b bilangan real, p bilangan bulat maka (ab) p = a p b p. 5. Pangkat Bulat Negatif dan Nol Jika a ≠ 0, a bilangan real dan n bilangan bulat positif maka a -n • Pembagian pada pecahan desimal Dilakukan dengan cara bersusun pendek Contoh: 43,5 : 2,9 = . pembagi dan yang dibagi dikalikan 10 menjadi 435 : 29 = 15 D. Latihan Bilapada Perkalian Bilangan Pecahan Desimal dengan Bilangan Bulat, kita hanya menghitung jumlah desimal pada soal, maka pada Pembagian Bilangan Pecahan Desimal dengan Bilangan Bulat kita harus lebih jeli, karena dalam menentukan jumlah desimal pada jawaban adalah jumlah desimal pada bilangan dibagi dikurangi jumlah desimal pada bilangan pembagi: BilanganBulat dan Pecahan SUB MATERI POKOK Operasi perkalian dan pembagian bilangan bulat dan sifat-sifatnya ALOKASI WAKTU 2 Jam Pelajaran Pertemuan 2 KOMPETENSI DASAR 3.1. Menjelaskan dan melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dengan mengaitkannya pada garis bilangan dan memanfaatkan berbagai sifat operasi. 4.1. Langkahberikutnya sama dengan pengoperasian pembagian pecahan biasa. 13/2 x 3/10 = (13×3)/(2×10) = 39/20. 3. Pembagian Pecahan Desimal. Pembagian pecahan desimal ialah pecahan dengan peyebut, 10, 100, 0 dan begitupun seterusnya. Penyebut di idetifikasi melalui jumlah angka di belakang koma, 1 bilangan di belakang koma jadi Karenanilai . harus merupakan bilangan bulat, Operasi hitung yang terdapat pada soal merupakan operasi hitung pembagian antara pecahan desimal. Maka hasil dari 304,09 : Langkah yang dapat kita lakukan untuk penyelesaian soal tersebut adalah dengan mengubah bentuk pecahan desimal menjadi pecahan biasa, kemudian kita lakukan pembagian xWyDt4. Cara Menghitung Pembagian DesimalCara Menghitung Pembagian Desimal – Bilangan desimal merupakan bilangan pecahan persepuluh, perseratus, perseribu, dan seterusnya yang ditulis menggunakan tanda koma ,. Salah satu operasi bilangan desimal adalah pembagian. Pada artikel ini akan dibahas mengenai cara menghitung pembagian desimal dan contoh menghitung operasi pembagian desimal, langkah pertama yang harus dipahami adalah mengubah desimal menjadi bentuk pecahan. Karena untuk mengerjakan pembagian desimal paling mudah adalah dengan mengubahnya ke bentuk pembagian sebab itu, dalam menghitung pembagian desimal, kita juga harus paham langkah-langkah menghitung pembagian pecahan. Nah, bagi yang ingin mengetahui seperti apa cara menghitung pembagian desimal, silahkan simak pembahasan berikut menghitung pembagian desimal, langkah-langkahnya adalah sebagai berikutMengubah desimal ke bentuk pecahanMenghitung pembagian pecahan, caranya yaitu membalikan posisi pembilang dengan penyebut pada bilangan pembagi dan mengubah operasi pembagian menjadi perkalianMengubah pecahan ke desimalUntuk memahami langkah-langkah tersebut, silahkan simak beberapa contoh soal berikut Soal1. 1,5 0,5 = …PenyelesaianLangkah pertama adalah mengubah bentuk desimal menjadi pecahan15 = 15/100,5 = 5/10Langkah kedua adalah menghitung pembagian pecahan, yakni membalikan posisi pembilang dengan penyebut pada bilangan pembagi dan mengubah operasi pembagian menjadi perkalian15/10 5/10 = 15/10 x 10/515/10 x 10/5 = 150/50 = 3Karena hasilnya merupakan bilangan bulat, maka tidak perlu diubah ke desimalJadi, 1,5 0,5 = 32. 6 1,5 = …PenyelesaianLangkah pertama adalah mengubah bentuk desimal menjadi pecahan6 = 6/11,5 = 15/10Langkah kedua adalah menghitung pembagian pecahan6/1 15/10 = 6/1 x 10/156/1 X 10/15 = 60/15 = 4Karena hasilnya merupakan bilangan bulat, maka tidak perlu diubah ke desimalJadi, 6 1,5 = 43. 2,5 10 = …PenyelesaianLangkah pertama adalah mengubah bentuk desimal menjadi pecahan2,5 = 25/1010 = 10/1Langkah kedua adalah menghitung pembagian pecahan25/10 10/1 = 25/10 x 1/1025/10 X 1/10 = 25/100Langkah ketiga adalah mengubah pecahan ke desimal25/100 = 0,25Jadi, 2,5 10 = 0,25Demikianlah pembahasan mengenai langkah-langkah menghitung pembagian desimal dan contoh soalnya. Semoga Lagi Cara Menghitung Perkalian Desimal Beserta Contoh SoalnyaPenjumlahan Dan Pengurangan Desimal Beserta Contoh SoalCara Menghitung Perkalian Desimal Dengan PersenCara Menghitung Pembagian 3 PecahanCara Menghitung Perkalian 3 Pecahan Unduh PDF Unduh PDF Bilangan bulat integer adalah bilangan asli—baik positif maupun negatif—yang tidak memiliki komponen desimal atau pecahan. Melakukan perkalian dan pembagian dua atau lebih bilangan bulat tidak jauh berbeda dengan melakukan perkalian dan pembagian bilangan asli. Kunci perbedaannya terletak pada tanda negatif. Karena beberapa bilangan negatif termasuk ke dalam bilangan bulat, Anda harus memperhatikan adanya tanda pada soal yang Anda miliki. Dengan memperhatikan tanda pada bilangan bulat, perkalian bilangan bulat dapat dilakukan dengan mudah, sama seperti perkalian bilangan asli. Langkah Mengetahui Informasi Umum 1 Kenali bilangan bulat. Bilangan bulat adalah semua bilangan asli yang tidak memiliki komponen pecahan atau desimal. Bilangan bulat bisa bersifat positif, negatif, atau nol. Contoh bilangan bulat adalah 1, 99, -217, dan 0. Akan tetapi, bilangan-bilangan seperti -10,4, 6 ¾, bukanlah bilangan bulat karena memiliki komponen desimal atau pecahan. Nilai absolut dapat menjadi bilangan bulat, meskipun tidak selalu begitu. Nilai absolut dari sebuah bilangan adalah nilai ukuran atau jumlah dari bilangan riil yang tidak memiliki tanda plus maupun minus. Nilai absolut dari sebuah bilangan riil juga dapat dikatakan sebagai jarak dari bilangan tersebut terhadap nol. Oleh karena itu, nilai absolut dari sebuah bilangan bulat sudah pasti merupakan sebuah bilangan bulat. Sebagai contoh, nilai absolut dari -12 adalah 12 . Nilai absolut dari 3 adalah 3, dan nilai absolut dari 0 adalah 0. Nilai absolut dari bilangan yang bukan merupakan bilangan bulat bukanlah merupakan dan tidak akan pernah menjadi bilangan bulat. Sebagai contoh, nilai absolut dari 1/11 adalah 1/11. Karena 1/11 merupakan bilangan dengan komponen pecahan, maka nilai absolutnya pun memiliki pecahan, dan karenanya, bukan merupakan bilangan bulat. 2Kuasai tabel perkalian dasar. Perkalian atau pembagian bilangan dasar, terlepas dari besar kecilnya bilangan tersebut, akan lebih mudah dan lebih cepat dilakukan jika Anda sudah menghafal perkalian pasangan bilangan dari 1 sampai 10. Di sekolah, perkalian tersebut biasanya disebut sebagai tabel perkalian. Sebagai pengingat, di bawah ini terdapat tabel perkalian dasar hingga 10x10. Untuk mencari hasil perkalian yang Anda inginkan, carilah kotak pertemuan antara bilangan pada kolom dan baris yang Anda inginkan Iklan Tabel perkalian dari 1 sampai 10. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 3 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 4 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 5 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 6 6 12 18 24 30 36 42 48 54 60 7 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 8 8 16 24 32 40 48 56 64 72 80 9 9 18 27 36 45 54 63 72 81 90 10 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 Hitunglah jumlah tanda negatif yang ada pada contoh soal Anda. Perkalian dasar antara dua atau lebih bilangan positif akan menghasilkan bilangan yang positif. Akan tetapi, jika ada tanda negatif yang muncul dalam soal perkalian, bilangan hasil akhir perkalian akan berubah dari positif menjadi negatif, dan juga sebaliknya. Untuk mulai mengerjakan soal perkalian bilangan bulat, hitunglah terlebih dahulu jumlah tanda negatif yang ada pada soal. Sebagai contoh, kita dapat menggunakan soal perkalian -10 × 5 × -11 × -20. Pada perkalian tersebut, terdapat tiga buah tanda negatif. Keterangan selanjutnya akan dijelaskan pada langkah berikutnya. 2 Tentukan positif atau negatifnya hasil perkalian berdasarkan jumlah tanda negatif yang ada pada soal. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, perkalian antara bilangan-bilangan positif akan menghasilkan bilangan yang positif. Setiap tanda negatif yang muncul pada soal perkalian akan mengubah tanda pada hasil akhir perkalian. Dengan kata lain, jika pada soal Anda terdapat satu buah tanda negatif, maka hasil perkaliannya akan negatif; jika terdapat dua buah tanda negatif, maka hasilnya akan berubah menjadi positif, dan seterusnya. Secara sederhana, jika jumlah tanda negatif yang ada ganjil, maka hasil perkaliannya merupakan bilangan negatif dan jika jumlah tanda negatif yang ada genap, maka hasil perkaliannya merupakan bilangan positif. Pada contoh soal yang digunakan, terdapat tiga buah tanda negatif. Tiga merupakan bilangan ganjil sehingga kita bisa menentukan bahwa hasil perkalian pada soal merupakan bilangan negatif. Tanda negatif dapat diletakkan di kolom jawaban, seperti ini -10 × 5 × -11 × -20 = -__ 3 Lakukan perkalian bilangan dari 1 sampai 10 dengan menggunakan pengetahuan dari tabel perkalian dasar. Hasil dari perkalian antara dua buah bilangan yang nilainya lebih kecil dari/sama dengan 10 dapat dilihat di tabel perkalian dasar lihat tabel di atas. Untuk perkalian sederhana seperti itu, Anda dapat langsung menuliskan jawabannya. Perlu diingat bahwa pada soal-soal yang hanya menggunakan tanda darab silang/kali, Anda dapat memindahkan posisi bilangan-bilangan bulat sehingga Anda dapat dengan mudah melakukan perkalian bilangan-bilangan sederhana terlebih dahulu. Pada contoh soal, perkalian 10 × 5 dapat dilihat di tabel perkalian dasar. Tanda negatif pada bilangan sepuluh tidak perlu dihiraukan karena tanda untuk hasil akhir perkalian sudah ditemukan. 10 × 5 = 50. Setelah menemukan hasil perkalian 10 × 5, kita dapat memasukkan hasil perkalian tersebut pada soal 50 × -11 × -20 = -__ Jika Anda mengalami kesulitan dalam menggambarkan soal perkalian dasar, Anda dapat menggambarkannya sebagai soal penjumlahan. Sebagai contoh, 5 × 10 dapat digambarkan sebagai “penjumlahan dari 10 buah angka 5.” Dengan kata lain, 5 × 10 sama saja dengan 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5. 4 Jika memungkinkan, pecah bilangan-bilangan yang besar ke dalam bilangan-bilangan yang lebih kecil untuk memudahkan pengerjaan. Jika pada soal terdapat bilangan yang lebih besar dari sepuluh, Anda tidak lantas harus menggunakan proses perkalian panjang untuk menyelesaikannya. Terlebih dahulu cari tahu apakah Anda dapat memecah satu atau dua bilangan yang ada ke dalam bilangan-bilangan yang lebih kecil. Karena pengetahuan tabel perkalian dasar dapat membantu Anda mengerjakan perkalian sederhana dengan cepat, pemecahan bilangan-bilangan yang besar menjadi bilangan-bilangan yang lebih kecil biasanya membuat pengerjaan soal menjadi lebih mudah. Pada contoh soal, lihatlah perkalian bilangan yang lebih besar, -11 × -20. Kita dapat menghilangkan tanda negatif karena kita sudah mengetahui tanda untuk hasil akhir perkalian. Perkalian 11 × 20 nampak rumit, namun jika perkalian tersebut ditulis ulang menjadi 10 × 20 + 1 × 20, perkalian tersebut sekarang nampak lebih mudah untuk dikerjakan. 10 × 20 dapat ditulis ulang menjadi 2 dikali 10 × 10, atau 200. 1 × 20 sama dengan 20. Setelah semua hasil perkalian dijumlahkan, kita mendapatkan 200 + 20 = 220. Hasil-hasil perkalian bilangan-bilangan yang sudah dipecah kini dapat kita masukkan, seperti ini 50 × 220 = -__ 5 Jika pada soal terdapat dua atau lebih bilangan yang lebih besar dari 10 dan Anda mengalami kesulitan untuk menemukan jawabannya dengan memecah bilangan-bilangan tersebut, Anda dapat menggunakan perkalian panjang untuk menyelesaikan soal tersebut. Pada perkalian panjang, pasangan bilangan yang dikalikan ditulis dalam dua baris, dengan bilangan yang lebih besar ditulis di baris yang paling atas pertama, kemudian setiap digit bilangan yang berada di baris bawah dikalikan dengan setiap digit bilangan pada baris atas, dimulai dari kanan digit satuan ke kiri. Jika pada bilangan di baris bawah terdapat lebih dari satu digit tidak hanya digit satuan, Anda harus ikut mengalikan digit-digit puluhan, ratusan, dan seterusnya dengan setiap digit bilangan di baris atas. Selain itu, saat Anda mengalikan digit-digit berikutnya puluhan, ratusan, dan seterusnya simpanlah hasil perkalian di bawah hasil perkalian digit sebelumnya semisal, puluhan di bawah satuan, ratusan di bawah puluhan dan geser hasil perkalian ke kiri, sehingga digit satuan pada hasil perkalian digit yang Anda kalikan semisal, digit puluhan akan berada di kolom yang sama dengan kolom digit puluhan pada bilangan yang dikalikan. Kosongkan kolom digit yang lebih kecil jika Anda mengalikan digit puluhan, maka digit yang lebih kecilnya adalah satuan atau berikan angka 0. Untuk mendapatkan hasil akhir perkalian, jumlahkan semua hasil perkalian digit. Sekarang, mari kembali ke contoh soal. Pada soal, kita harus mengalikan 50 dengan 220. Kedua bilangan tersebut akan sulit untuk dipecah menjadi bilangan-bilangan yang lebih kecil, sehingga kita harus menggunakan perkalian panjang. Untuk mengerjakan perkalian panjang, akan lebih mudah jika bilangan yang lebih kecil diletakkan di baris bawah kedua. Oleh karena itu, tulislah 220 di baris pertama dan 50 di baris kedua, tepat di bawah 20. Pastikan penulisan angka sesuai dengan digitnya digit satuan bilangan pertama harus berada satu kolom dengan digit satuan bilangan kedua, dan seterusnya. Pertama, kalikan digit satuan pada bilangan kedua dengan setiap digit pada bilangan pertama. Bilangan kedua yang kita miliki adalah 50, dan digit satuannya adalah 0. Kalikan 0 dengan 0 digit satuan pada 220, kemudian 0 dengan 2 digit puluhan pada 220, dan 0 dengan 2 digit ratusan pada 220. Seluruh perkalian digit tersebut memiliki hasil yang sama, yaitu 0. Oleh karena itu, 0 dikalikan dengan 220 sama dengan 0. Tulislah hasil perkalian di bawah soal perkalian dan mulailah menulis dari kolom digit satuan. Ini akan menjadi jawaban sementara pertama. Kemudian, kalikan digit puluhan pada bilangan kedua dengan setiap digit pada bilangan pertama. Digit puluhan dari 50 adalah 5 dan, karena 5 merupakan digit puluhan, maka kolom satuan untuk hasil perkalian digit puluhan ini akan dikosongkan tidak ada bilangan di bawah digit satuan jawaban sementara pertama atau diberi angka 0. Sekarang, kalikan 5 dengan 0 digit satuan dari 220, 5 dengan 2 digit puluhan dari 220, dan 5 dengan 2 digit ratusan dari 220. 5 × 0 sama dengan 0, dan 5 × 2 sama dengan 10. Akan tetapi, tuliskan saja 0 digit satuan dari 10 dan simpan 1 digit puluhan dari 10 untuk nanti Anda tambahkan dengan digit berikutnya. 5 × 2 sama dengan 10. Biasanya, bilangan yang ditulis hanyalah 0, seperti sebelumnya, dan angka 1 akan disimpan. Akan tetapi, karena sudah ada angka 1 untuk ditambahkan pada hasil berikutnya, maka hasilnya tidak lagi 10, melainkan 11. Karena tidak ada lagi digit pada bilangan pertama untuk dikalikan, kita dapat langsung menuliskan 11. Sekarang, hasil dari perkalian digit puluhan 50 dengan bilangan pertama adalah atau jika Anda menambahkan 0 pada kolom digit satuan. Terakhir, jumlahkan kedua hasil perkalian yang sudah Anda lakukan. 0 + sama dengan Karena kita sudah mengetahui bahwa hasil akhir dari soal yang dimiliki adalah bilangan negatif, maka kini diketahui bahwa -10 × 5 × -11 × -20 = Iklan 1 Seperti halnya pada perkalian, tentukan positif atau negatifnya hasil akhir soal dengan menghitung jumlah tanda negatif yang ada pada soal. Ada pembagian pada soal tidak lantas mengubah peraturan mengenai tanda negatif. Jika terdapat tanda negatif dalam jumlah ganjil, hasil akhir soal merupakan bilangan ganjil. Sebaliknya, jika terdapat tanda negatif dalam jumlah genap atau tidak ada sama sekali, hasil akhirnya merupakan bilangan positif. Kita akan menggunakan contoh soal yang memiliki unsur perkalian dan pembagian. Pada soal -15 × 4 ÷ 2 × -9 ÷ -10, ada tiga buah tanda negatif. Dengan ini, dapat diketahui bahwa hasil akhir dari soal tersebut merupakan bilangan negatif. Sama seperti sebelumnya pada perkalian, tanda negatif dapat langsung disisipkan pada jawaban, seperti ini -15 × 4 ÷ 2 × -9 ÷ -10 = -__ 2 Gunakan pengetahuan terkait perkalian dasar untuk menyelesaikan soal-soal pembagian. Pembagian dapat dianggap sebagai perkalian yang dikerjakan secara terbalik. Saat Anda membagi sebuah bilangan misalnya, X dengan bilangan lain misalnya, Y, cobalah pikirkan berapa kali Y harus dijumlahkan dengan Y sendiri agar hasilnya cocok dengan bilangan yang ingin Anda bagi atau, dengan kata lain, pikirkan bilangan apa yang, jika dikalikan dengan Y, akan menghasilkan X. Sebagai acuan, Anda dapat melihat tabel perkalian dasar 10 x 10. Jika Anda diminta untuk membagi salah satu hasil perkalian yang ada pada tabel perkalian misalnya, M dengan bilangan apapun misalnya, N dari 1 sampai 10, jawabannya adalah bilangan lain dari 1 sampai 10 yang diperlukan untuk mengalikan N sehingga mendapatkan M. Lihat pada contoh soal yang ada. Pada soal -15 × 4 ÷ 2 × -9 ÷ -10, kita dapat melihat pembagian 4 ÷ 2. Pada tabel perkalian, 4 merupakan salah satu hasil perkalian dasar; baik 4 × 1 maupun 2 × 2 sama-sama menghasilkan 4. Karena kita diminta untuk menyelesaikan pembagian 4 oleh 2, maka bisa diketahui bahwa kurang lebih pembagian tersebut dapat ditulis sebagai 2 × __ = 4, apabila dilihat dari sisi perkalian. Pada kolom jawaban, kita tentu saja akan menuliskan 2, sehingga 4 ÷ 2 = 2. Sekarang, kita dapat memasukkan jawaban tersebut ke dalam soal, seperti ini -15 × 2 × -9 ÷ -10. 3 Bila perlu, lakukan pembagian bersusun pembagian panjang. Seperti halnya perkalian, jika Anda harus mengerjakan soal pembagian yang terlalu sulit untuk dikerjakan, baik melalui hapalan atau pun menggunakan tabel perkalian sebagai acuan, Anda dapat menyelesaikan soal tersebut dengan menggunakan pembagian bersusun atau pembagian panjang. Pada pembagian bersusun, Anda harus menuliskan dua bilangan, dengan bilangan yang akan dibagi berada di dalam tanda kurung menyamping bentuknya seperti huruf L’ yang diputar 90 derajat, kemudian bagilah bilangan tersebut digit per digit. Setiap hasil pembagian per digit ditulis menurun dan menyamping ke kanan, dimulai dari digit yang paling besar sampai ke digit yang paling kecil semisal, ratusan, puluhan, satuan. Untuk contoh soal ini, kita dapat menggunakan pembagian bersusun. -15 × 2 × -9 ÷ -10 dapat disederhanakan menjadi 270 ÷ -10. Seperti biasa, acuhkan tanda negatif yang ada karena kita sudah mengetahui tanda untuk hasil akhir soal ini. Tuliskan bilangan pembagi dalam hal ini, 10 di sisi kiri luar kurung dan tuliskan 270 di dalam kurung. Mulailah dengan membagi digit pertama bilangan yang berada di dalam tanda kurung dengan bilangan pembagi yang berada di luar tanda kurung. Digit pertama dari bilangan di dalam tanda kurung adalah 2 dan bilangan pembaginya adalah 10. Karena angka 2 saja akan sulit untuk dibagi oleh 10, maka kita akan menggunakan dua digit pertama. Carilah bilangan pengali yang, bila dikalikan dengan 10, akan menghasilkan bilangan yang mendekati 27. Dalam soal ini, kita menggunakan 2 sebagai bilangan pengali yang dapat menghasilkan bilangan yang mendekati 27 10 dikali 2 sama dengan 20. Tuliskan “2” di atas tanda kurung, tepat di atas angka 7 dari bilangan 270. Angka tersebut akan menjadi digit pertama dari hasil pembagian. Kemudian, kalikan bilangan pembagi 10 dengan angka yang telah Anda temukan 2. 2 × 10 sama dengan 20. Tuliskan 20 di bawah dua digit pertama bilangan yang berada di dalam tanda kurung dalam hal ini 2 dan 7. Pastikan susunannya tepat berada di dalam satu garis lurus dengan dua digit pertama tersebut. Kurangi dua digit pertama bilangan yang akan dibagi dengan hasil perkalian yang Anda dapatkan. 27 dikurangi 20 sama dengan 7. Buatlah sebuah garis di bawah angka 20 dan tuliskan 7 di bawah garis tersebut. Turunkan digit berikutnya dari 270. Digit berikutnya dari 270 adalah 0. Turunkan 0 dan tulis di samping 7. Kini Anda memiliki 70. Lakukan pembagian pada bilangan baru Anda. Setelah Anda mendapatkan 70, bagilah bilangan tersebut dengan bilangan pembagi 10. Untuk menghasilkan 70, 10 harus dikalikan tepat dengan 7. Oleh karena itu, tuliskan angka 7 tepat di samping angka 2 yang berada di atas tanda kurung. Angka 7 akan menjadi digit kedua dari jawaban Anda. Dengan ini, Anda menemukan hasil akhir dari soal yang Anda kerjakan, yaitu 27. Perlu Anda ingat bahwa jika bilangan pembagi semisal, 10 tidak dapat membagi bilangan yang akan dibagi dengan pas, Anda harus menghitung bilangan yang tersisa dari hasil pembagian yang Anda lakukan. Bilangan sisa tersebut disebut sebagai remainder. Sebagai contoh, jika Anda harus membagi 71 dengan 10 sebagai bilangan pembaginya, 10 tidak dapat benar-benar membagi 71 dengan pas. Meskipun 10 dapat dikalikan dengan 7 untuk menghasilkan 70, bilangan yang mendekati 71, saat dilakukan pengurangan Anda akan melihat ada sisa bilangan dari pengurangan tersebut, yaitu 1. Dengan kata lain, untuk mendapatkan 71, kita dapat mengalikan 10 dengan 7 dan menambahkan 1 sebagai bilangan tambahan agar hasilnya pas 71. Untuk kasus seperti ini, Anda dapat menuliskan 27 remainder 1 atau 27 r1 27 sisa 1 sebagai hasil akhir dari pembagian tersebut. Sistem sisa remainder digunakan jika Anda membutuhkan hasil pembagian yang merupakan bilangan bulat. Perlu diingat kembali bahwa bilangan bulat tidak memiliki unsur pecahan atau desimal pada bilangan. Iklan Urutan perkalian dapat diubah dan diatur ulang. Oleh karena itu, soal seperti 15x3x6x2 dapat juga ditulis menjadi 15x2x3x6 atau 30x18. Ingatlah bahwa soal perkalian seperti 15 x 2 x 0 x 3 x 6 akan selalu menghasilkan jawaban nol. Oleh karena itu, Anda tidak perlu repot-repot menghitung lagi dan dapat langsung menuliskan 0 sebagai jawabannya. Perhatikan urutan operasi hitung pada soal Anda. Aturan-aturan ini berlaku untuk semua jenis perkalian dan/atau pembagian, namun tidak berlaku bagi soal penjumlahan atau pengurangan. Iklan Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda? Kumpulan contoh Soal operasi bilangan bulat memang cukup banyak. Oleh karena itu, kami akan memberikan semuanya kepada kamu sebagai salah satu cara agar mudah memahami sekaligus mempelajarinya. Pertanyaan paling mudah adalah 1 + 1. Ini adalah satu dari sekian banyak soal yang dapat dijadikan sebagai metode pelajaran. Karena menurut pengertiannya sendiri bilangan bulat adalah kumpulan nilainya bulat. Begini Kumpulan Contoh Soal Operasi Bilangan BulatDaftar IsiBegini Kumpulan Contoh Soal Operasi Bilangan BulatPertanyaan 1Pertanyaan 2Pertanyaan 3Pertanyaan 4Pertanyaan 5 Daftar Isi Begini Kumpulan Contoh Soal Operasi Bilangan Bulat Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Dalam operasinya ada beberapa aturan yang perlu diketahui terlebih dulu, seperti dalam penjumlahan. Jika ada angka negatif dan positif dijumlah maka, hasilnya menurut pada angka paling besar. Seperti berikut, “3+-2”. Bila melihat dari nilainya, maka jawabannya adalah 1, mengapa demikian? Lihat aturannya, mengikuti yang tertinggi. Di sini 3 adalah poin paling besar dibandingkan 2. Agar lebih mudah memahaminya, coba lihat beberapa kumpulan contoh Soal operasi bilangan bulat di bawah ini sekaligus menjelaskan mengenai sifatnya masing-masing. Pertanyaan 1 Kumpulan contoh soal operasi bilangan bulat pertama adalah siffat asosiatif atau pengelompokan. Biasanya dapat digunakan dalam pertanyaan berhubungan tambah serta perkalian saja, untuk pembagian serta pengurangan tidak. Jadi untuk mudah mengingatnya perhatikan rumus di bawah ini terlebih dulu A + B + C = D dari sini bisa dikelompokkan menjadi A + B + C = D atau sebaliknya A + B + C = D. Jadi pada dasarnya letaknya nanti tidak akan menentukan hasilnya, agar lebih mudah dalam memahaminya coba perhatikan kumpulan contoh Soal operasi bilangan bulat berikut 22 + 3 + 67 + 9 + 8 Dari dua tersebut bila mengerjakannya sesuai dengan sifat operasi di atas maka jawabannya adalah 22+3 + 6 = 317 + 8+9 = 24 Bila tidak memakai tanda kurung tersebut maka hasilnya tetap akan sama yaitu 31 untuk atas dan 24 bawah. Pertanyaan 2 Kumpulan contoh Soal operasi bilangan bulat berikutnya setelah penjumlahan, kami akan memberikan contoh untuk perkalian. Perlu diingat sifatnya adalah asosiatif, jadi pengerjaannya bisa memakai kurung, coba perhatikan ini 3 x 2 x 61 x 7 x 2 Dari dua soal tersebut cara pengerjaannya dapat dijadikan menjadi seperti ini 3×2 x 61 x 7×2 Maka jawabannya adalah 36 untuk bagian atas dan 14 pada bawahnya, perlu diperhatikan misalnya saja kurungan tersebut tidak digunakan maka, hasilnya juga sama saja, maka dari itu pengerjaannya mudah. Pertanyaan 3 Kumpulan contoh Soal operasi bilangan bulat berikutnya adalah sifat komutatif atau pertukaran. Cara mudah dalam memahaminya adalah A + B = C bisa juga dikerjakan dengan di balik. Jadi nantinya akan seperti ini B + A = C, walau tertukar seperti ini tetapi nantinya hasilnya tetap sama. Mungkin, dari penjelasan tersebut lebih sulit dalam mengerjakan serta memahaminya, Maka dari itu, akan kami berikan contoh agar kamu mudah dalam mengerjakannya misalnya saja ada kumpulan contoh Soal operasi bilangan bulat demikian 5 + 9 = 1420 + 1 = 21 Dua soal tersebut memiliki jawaban 14 serta 21. Kalau pengerjaannya di balik menjadi, 9 + 5 dan 1 + 20 maka hasilnya tidak akan pernah berubah. Inilah sifat komutatif atau pertukaran dalam matematika. Pada dasarnya sifat tersebut juga dapat dilakukan untuk menyelesaikan soal perkalian. Seperti, 3 x 8 atau 8 x 3 maka hasilnya 24. Perlu diketahui untuk sifat ini tidak berlaku bagi pembagian dan pengurangan, mengapa? Karena kalau dilakukan hasilnya akan berbeda, hal tersebut dapat mempengaruhi segalanya, termasuk jawabannya. Agar lebih mudah dalam memahaminya coba perhatikan Kumpulan contoh Soal operasi bilangan bulat di bawah ini 8 – 49 – 26 3 Ada 3 soal di mana jawabannya secara berurutan adalah 4, 7, dan 2. Coba sekarang kalau sifat komutatif ini berlaku maka bisa dikatakan pertanyaannya akan menjadi seperti ini 4 – 82 – 93 6 Pada dasarnya pengurangan serta pembagian tersebut dapat dilakukan dengan hasilnya berurutan dari atas adalah -4, -7, 0,5. Dari sini sudah terlihat bukan, bagaimana perbedaannya? Pertanyaan 4 Kumpulan contoh Soal operasi bilangan bulat seperti ini sebenarnya mudah sekali tetapi, harus melihat dulu bagaimana sifatnya, setelah mengetahui ada komutatif dan asosiatif, sekarang saatnya melihat tertutup. Pada dasarnya untuk sifat satu ini mudah sekali dipahami karena, apa saja yang dilakukan yaitu tambah, kurang, serta kali hasilnya tetap bulat. Tetapi, tidak berlaku untuk pembagian, mengapa? Hasilnya ada pecahan desimal, coba perhatikan pertanyaan berikut, “4 2 = 2 kalau 3 6 jawabannya adalah 0,5” menurut pengertian angka desimal tidak dapat disebut dengan bilangan bulat. Maka dari itu, biasanya pada beberapa soal pasti akan menyebutkan pilihan ganda, contohnya, “mana yang bukan merupakan sifat operasi bilangan bulat tertutup?” 1 x 2 =2 5 -4 = 1 2 4 = 0,5 4 2 = 2 Dari pertanyaan di atas maka sudah pasti jawabannya adalah C karena, ada desimal yang bukan termasuk dalam bilangan bulat. Bagaimana cukup mudah dalam memahaminya bukan? Cukup cari mana yang ada desimalnya. Pertanyaan 5 Kumpulan contoh Soal operasi bilangan bulat berikutnya adalah bersifat distributif, untuk memudahkan dalam melakukan perkalian, pengurangan dan penambahan. Oleh karena itu, agar mudah memahami coba perhatikan, ini 2 + 3×4 =3 x 7 – 4 = Dari dua soal tersebut maka untuk penyelesaiannya dapat dilakukan dengan cara demikian 2 x 3 + 2 x 4 hasilnya adalah 6 + 8 = 14 bila diselesaikan dengan cara di atas langsung hasilnya juga sama yaitu 2 + 12 = 14 3 x 7 – 3 x 4 jawabannya adalah 21 + 12 maka ditemukan jawabannya 9, sama halnya kalau dalam kurung dulu yang di kali maka hasilnya juga 9. Dari sini sudah cukup paham bukan bagaimana cara mengerjakan sifat tersebut? Pada dasarnya tidak sulit, hanya saja kamu tidak tahu harus mengerjakannya seperti apa agar jawabannya benar. Terakhir sifatnya adalah identitas, dimana semua yang dikalikan 1 akan tetap menjadi identitasnya. Jadi angka berapa saja tidak akan pernah mengubah statusnya, walau dikalikan dengan 100. Soal operasi semacam ini memang terkadang pertanyaannya adalah jebakan. Oleh karena itu, sebelum mengerjakannya, pahami dari beberapa sifatnya, tidak perlu terlalu detail hanya intinya saja, dengan begini jawabannya akan mudah Pada dasarnya untuk memahami pertanyaan matematika seperti ini, jangan terburu-buru di jawab. Melainkan, baca dulu kemudian selesaikan, agar mudah pelajari lagi Kumpulan contoh Soal operasi bilangan bulat di atas. Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu Kost Dekat UGM Jogja Kost Dekat UNPAD Jatinangor Kost Dekat UNDIP Semarang Kost Dekat UI Depok Kost Dekat UB Malang Kost Dekat Unnes Semarang Kost Dekat UMY Jogja Kost Dekat UNY Jogja Kost Dekat UNS Solo Kost Dekat ITB Bandung Kost Dekat UMS Solo Kost Dekat ITS Surabaya Kost Dekat Unesa Surabaya Kost Dekat UNAIR Surabaya Kost Dekat UIN Jakarta

pembagian desimal dengan bilangan bulat